Oleh : H. Muhammad Sanwani Na’im, S.Sos Pengasuh Yayasan Pesantren Islam BSC Al-Futuwwah
Delapan puluh tahun sudah bangsa Indonesia menghirup udara kemerdekaan. Sungguh sebuah anugerah besar dari Allah SWT yang patut kita syukuri bersama. Sebagai pengelola Pesantren Yatim Piatu Dhuafa BSC Al-Futuwwah, setiap kali momentum Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia tiba, hati kami selalu dipenuhi rasa haru, bangga, sekaligus syukur yang mendalam.
Kami sadar bahwa kemerdekaan bukanlah hadiah yang datang dengan mudah. Kemerdekaan adalah buah dari pengorbanan para pahlawan bangsa, para ulama, dan seluruh pejuang negeri yang telah mengorbankan jiwa raga demi berdirinya bangsa ini. Dengan darah dan air mata, mereka mewariskan kemerdekaan agar anak cucunya bisa hidup merdeka, beribadah dengan tenang, dan menuntut ilmu tanpa belenggu penjajahan.
Sebagai lembaga yang menaungi anak-anak yatim piatu dan dhuafa, kami merasakan betul betapa arti kemerdekaan begitu luas. Kemerdekaan bukan sekadar bebas dari penjajahan fisik, tetapi juga kebebasan untuk membangun peradaban, mencetak generasi yang berakhlak mulia, cerdas, dan mandiri. Kami mendidik anak-anak yatim dengan semangat perjuangan para pahlawan, bahwa keterbatasan bukanlah alasan untuk menyerah. Justru dari keterbatasan itulah lahir semangat juang yang sejati, sebagaimana bangsa ini pernah membuktikannya di masa perjuangan.
Di usia kemerdekaan yang ke-80 ini, kita diajak untuk merenung lebih dalam: sudahkah cita-cita para pendiri bangsa terwujud? Masih kita saksikan adanya ketimpangan sosial, kesenjangan ekonomi, serta masih banyak saudara-saudara kita yang belum merasakan kesejahteraan sebagaimana mestinya. Anak-anak yatim dan dhuafa yang kami asuh adalah cermin nyata dari amanah bangsa yang belum seluruhnya tertunaikan. Mereka berhak memperoleh pendidikan, kasih sayang, dan kesempatan yang sama untuk menatap masa depan.
Harapan kami, di peringatan kemerdekaan yang ke-80 dan seterusnya, Indonesia mampu lebih adil dalam memakmurkan rakyatnya. Kemerdekaan sejati adalah ketika seluruh lapisan masyarakat merasakan keadilan, kemakmuran, dan kesejahteraan. Kami percaya, dengan semangat gotong royong, kepedulian, dan doa seluruh rakyat, negeri ini akan melangkah menuju masa depan yang lebih baik.
Bagi kami di Pesantren BSC Al-Futuwwah, memperingati HUT Kemerdekaan bukan hanya dengan upacara atau simbol seremonial, tetapi juga dengan tekad melanjutkan perjuangan. Kami berjuang melalui pendidikan, melalui pembinaan akhlak, dan melalui doa-doa tulus anak-anak yatim piatu yang selalu memohon kebaikan bagi bangsa. Kami yakin, doa anak yatim adalah senjata yang sangat kuat untuk mengangkat derajat bangsa Indonesia.
Maka, di usia kemerdekaan yang ke-80 ini, mari kita kuatkan rasa syukur kita. Mari teruskan perjuangan para pahlawan dengan perbuatan nyata: peduli pada sesama, menolong yang lemah, menyejahterakan dhuafa, serta mendidik generasi agar kelak menjadi pemimpin yang adil dan bijaksana. Semoga Allah SWT meridai langkah bangsa ini, menjauhkan dari perpecahan, dan mengantarkan kita semua menuju Indonesia yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur.
Dirgahayu ke-80 Republik Indonesia. Merdeka!